SOP (Standard Operation Procedure)
Prosedur Operasi Standar (POS)
Pengertian Tujuan dan Fungsi SOP
Prosedur operasi standar (Bahasa Inggris: standard operating procedure,
SOP) atau kadang disingkat POS, adalah suatu set instruksi yang
memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup
hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa
kehilangan keefektifannya. Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh
POS.
Pengertian SOP
1.
Suatu standar/pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
2.
SOP merupakan tatacara atau tahapan yang
dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
Tujuan SOP
1.
Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan
tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
2.
Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi
tiap-tiap posisi dalam organisasi
3.
Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas/pegawai terkait.
4.
Melindungi organisasi/unit kerja dan
petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
5.
Untuk menghindari kegagalan/kesalahan,
keraguan, duplikasi dan inefisiensi
Fungsi :
1.
Memperlancar tugas petugas/pegawai atau
tim/unit kerja.
2.
Sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan.
3.
Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya
dan mudah dilacak.
4.
Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama
disiplin dalam bekerja.
5.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan
rutin.
Kapan SOP diperlukan
1.
SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan
2.
SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan
tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
3.
Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi
jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja.
Keuntungan adanya SOP
1.
SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi
pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan
diselesaikan secara konsisten
2.
Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri
dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan
3.
SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu
alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.
Dalam menjalankan operasional perusahaan , peran pegawai memiliki
kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu diperlukan
standar-standar operasi prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh
untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat
mewujudkan visi dan misi perusahaan
TATA KERJA, PROSEDUR KERJA DAN
SISTEM KERJA PERUSAHAAN
a)
Dalam sebuah perusahaan kita mengenal Sisdur
atau Sistem Prosedure Kerja, ini adalah cara memanage perusahaan kita. Untuk
lebih mengenal maka kita perlu mengetahui dan memahaminya, adapun yang harus kita
ketahui adalah :
TATA KERJA Merupakan cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dengan cara yang efektif dan efisien.
PROSEDURE Merupakan suatu tahapan dalam tata kerja yang harus dilakukan oleh suatu pekerjaan baik asal pekerjaan dan tujuan akhir dari pekerjaan itu sendiri, kapan harus selesai dan memakai peralatan apa saja dan kepada siapa saja kita berhubungan.
SISTEM Merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedure yang menjadi satu sehingga membentuk pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Contoh Sistem penempatan barang dan harga di sebuah Toko :
1. Mengklasifikasi atau pemisahan barang yang berbeda kepentingannya, contoh sabun dan makanan
2. Meletakkan barang barang tersebut di lemari kaca atau tempat yang telah tersedia
3. Lakukan pencatatan stok barang baik barang masuk dan barang keluar
4. Lakukan kontrol dengan cara melihat buku stok.
Note : Ini adalah contoh pencatatan sederhana
Dari Contoh di atas setiap langkah-langkah yang kita lakukan mempunyai prosedure dan tata kerja masing-masing. Dan Sistem, prosedure dan tata kerja adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan dengan demikian Manejemen dan kebijaksaan pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik.
Untuk menentukan Tata Kerja dan Sisdur maka perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini :
1. Sisdur dan tata kerja harus memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas, SDM, peralatan, material, biaya dan waktu yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat dari tugas dan pekerjaan.
2. Untuk membuatnya kita harus memperhatikan dan mempersiapkan tujuan organisasi, struktur organisasi, skema, job description dan semacamnya.
3. Pembuatan prosedure harus dilakukan sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaan serta kapasitas masing-masing yang menjalankan tugasnya.
4. Harus dibuat detail langkah-langkah pekerjaan yang harus dilakukan berikut standard waktu yang harus ditempuh untuk merampungkan pekerjaan tersebut.
5. Dalam menetapkan langkah-langkah pekerjaan harus saling berkaitan satu langkah dengan langkah lainnya dan menuju ke arah satu tujuan.
6. Dalam tahap-tahap pekerjaan itu harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu pelaksanaan dan penyelesaian tugas dan pekerjaan yang dimaksud.
7. Di samping itu kita harus menetapkan standard skill atau kemampuan SDM beserta tingkatannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain Sisdur disusun harus berdasarkan dengan kemampuan skill orang orang yang menempati posisi-posisi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
TATA KERJA Merupakan cara melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dengan cara yang efektif dan efisien.
PROSEDURE Merupakan suatu tahapan dalam tata kerja yang harus dilakukan oleh suatu pekerjaan baik asal pekerjaan dan tujuan akhir dari pekerjaan itu sendiri, kapan harus selesai dan memakai peralatan apa saja dan kepada siapa saja kita berhubungan.
SISTEM Merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedure yang menjadi satu sehingga membentuk pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Contoh Sistem penempatan barang dan harga di sebuah Toko :
1. Mengklasifikasi atau pemisahan barang yang berbeda kepentingannya, contoh sabun dan makanan
2. Meletakkan barang barang tersebut di lemari kaca atau tempat yang telah tersedia
3. Lakukan pencatatan stok barang baik barang masuk dan barang keluar
4. Lakukan kontrol dengan cara melihat buku stok.
Note : Ini adalah contoh pencatatan sederhana
Dari Contoh di atas setiap langkah-langkah yang kita lakukan mempunyai prosedure dan tata kerja masing-masing. Dan Sistem, prosedure dan tata kerja adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan dengan demikian Manejemen dan kebijaksaan pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik.
Untuk menentukan Tata Kerja dan Sisdur maka perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini :
1. Sisdur dan tata kerja harus memperhatikan segi-segi tujuan, fasilitas, SDM, peralatan, material, biaya dan waktu yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat dari tugas dan pekerjaan.
2. Untuk membuatnya kita harus memperhatikan dan mempersiapkan tujuan organisasi, struktur organisasi, skema, job description dan semacamnya.
3. Pembuatan prosedure harus dilakukan sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaan serta kapasitas masing-masing yang menjalankan tugasnya.
4. Harus dibuat detail langkah-langkah pekerjaan yang harus dilakukan berikut standard waktu yang harus ditempuh untuk merampungkan pekerjaan tersebut.
5. Dalam menetapkan langkah-langkah pekerjaan harus saling berkaitan satu langkah dengan langkah lainnya dan menuju ke arah satu tujuan.
6. Dalam tahap-tahap pekerjaan itu harus merupakan suatu kerja nyata dan perlu pelaksanaan dan penyelesaian tugas dan pekerjaan yang dimaksud.
7. Di samping itu kita harus menetapkan standard skill atau kemampuan SDM beserta tingkatannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan kata lain Sisdur disusun harus berdasarkan dengan kemampuan skill orang orang yang menempati posisi-posisi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
1.
pekerjaan tersebut.
8. Penggambaran penerapan atau skema sisdur yang dibuat haruslah jelas dan sebaiknya menggunakan flow chart atau yang disebut bagan prosedur atau skema arus kerja.
9. Langkah akhir adalah maintenance dan review Sisdur dan tata kerja, hal ini sangat penting untuk melihat apakah pekerjaan kita sudah baik dan apakan Sidur yang kita gunakan sudah benar atau masih ada kekurangan, jika ada kekurangan atau kelemahan maka kita perlu memperbaikinya.
8. Penggambaran penerapan atau skema sisdur yang dibuat haruslah jelas dan sebaiknya menggunakan flow chart atau yang disebut bagan prosedur atau skema arus kerja.
9. Langkah akhir adalah maintenance dan review Sisdur dan tata kerja, hal ini sangat penting untuk melihat apakah pekerjaan kita sudah baik dan apakan Sidur yang kita gunakan sudah benar atau masih ada kekurangan, jika ada kekurangan atau kelemahan maka kita perlu memperbaikinya.
MENYUSUN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Menyusun pedoman Prosedur Operasional Standar
(SOP) yang efektif pada dasarnya menuunjukan bahwa organisasi mempunyai kemauan
memeperbaiki langkah-langkah kegiatan serta penganbilan keputusan dan
memperbaharuinya sesuai daengan tuntutan perubahan yang dialami. Pedoman atau
manual SOP adalah salah satu modal paling penting bagi organisasi untuk
mengendaliakan seluruh keputusan dan kegiatan yang dilakukannya dalam koridor
yang sistematis dan efektif. Semakin besar organisasi, semakin besar pula
tuntutan untuk mempunyai perangkat control yang memadai. Aspek operasi
harussama baik dengan aspek administrasi. Semua itu hanya bias terwujud apabila
organisasi memiliki panduan yang jelas tentang pengambilan keputusan dan kegiatannya.
SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa
yang harus dilakukan, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja
yang harus ditaati dan dilakukan. SOP bukan hanya merupakan pedoman prosedur
kerja rutin yang harus dilaksanakan, tetapi SOP juga berfungsi untuk
mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, apakah pekerjaan tersebut telah
dikerjakan dengan baik atau tidak, kendala apa yang dihadapi?, mengapa kendala
tersebut terjadi ? sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat melalui SOP.
Agar SOP dapat dilaksanakan, maka perlu
dibuat jabaran SOP secara teknis yang tertuang dalam intruksi kerja dalam suatu
unit kerja, dalam bentuk dokumen dan formulir kerja, serta rekaman
dokumen yang berfungsi sebagai control kerja bahwa pekerjaan telah dikerjakan
dengan baik. Rekaman berguna untuk analisis data dan peningkatan layanan yang
berkesinambungan.
Dalam penentuan mutu, kita harus mengetahui
terlebih dahulu sistematika penulisan SOP :
Kerangka pembuataan Standar Operasi Prosedur
a. Judul
b. Digunakan dibagian
c. Pemakai
d. Nomor Dokumen
e. Tanggal dibuat
f. Status (draft/Final)
1. Isi Standar Operasi Prosedur
- Pendahaluan
- Maksud & Tujuan
- Definisi
- Prosedur (Prosedur Utama)
- Lampiran
2. Proses Diagram Alur (berbentuk flowchart)
3. Standar Dokumen (Formulir2 yang digunakan)
4. Petunjuk Teknis Pengisian Dokumen Standar
3. Standar Dokumen (Formulir2 yang digunakan)
4. Petunjuk Teknis Pengisian Dokumen Standar
Sistematika SOP :
1. Tujuan
Berisi tujuan untuk apa saja SOP dibuat
2. Ruang lingkup,
Berisi batasan dimana SOP akan digunakan/diterapkan.
3. Acuan,
Berisi apa saja yang menjadi acuan dalam pembuatan SOP
4. Definisi
Berisi istilah dan definisi yang digunakan dalam SOP
5. Prosedur
5.1. Tanggung jawab dan wewenang
Berisi siapa saja yang bertanggung jawab beserta wewenangnya
5.2. Pelaksanaan
Berisi tahapan pekerjaan
5.3. Pemantauan dan pengendalian
Berisi siapa yang akan memastikan SOP diterapkan
7. Dokumentasi
Berisi formulir yang harus diisi saat SOP diterapkan
8. Diagram Alir
Berisi diagram alir dari tahapan pekerjaan
Berisi tujuan untuk apa saja SOP dibuat
2. Ruang lingkup,
Berisi batasan dimana SOP akan digunakan/diterapkan.
3. Acuan,
Berisi apa saja yang menjadi acuan dalam pembuatan SOP
4. Definisi
Berisi istilah dan definisi yang digunakan dalam SOP
5. Prosedur
5.1. Tanggung jawab dan wewenang
Berisi siapa saja yang bertanggung jawab beserta wewenangnya
5.2. Pelaksanaan
Berisi tahapan pekerjaan
5.3. Pemantauan dan pengendalian
Berisi siapa yang akan memastikan SOP diterapkan
7. Dokumentasi
Berisi formulir yang harus diisi saat SOP diterapkan
8. Diagram Alir
Berisi diagram alir dari tahapan pekerjaan
Standar
Simbol-Simbol Flowchart dan Penggunaannya
Proses di lingkungan industri pada umumnya
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berulang. Setiap siklus kegiatan
tersebut biasanya dapat dipecahkan ke dalam beberapa langkah kecil. Dari uraian
langkah-langkah tersebut, kita dapat mencari langkah mana saja yang bisa kita
perbaiki (improve). Langkah-langkah tersebut akan lebih mudah
dimengerti jika kita menggambarkannya dalam suatu bagan yang dikenal dengan
istilah: flowchart atau bagan alir. Dr. Deming, orang
yang ikut andil memajukan kualitas barang-barang Jepang, pernah berkata:
Draw a flowchart for whatever you do.
Until you do, you do not know what you are doing, you
just have a job (Dr. W. Edwards Deming)
Pentingnya flowchart
juga menjadi perhatian Dr. Kaoru Ishikawa, tokoh kualitas Jepang, dengan
menjadikan alat ini sebagai salah satu dari tujuh alat kualitas dasar (7
basic quality tools) yang harus dikuasai oleh para anggota gugus kendali
kualitas (quality control circle). Dalam dokumen standar
internasional keluaran ISO, flowchart didefinisikan sebagai:
1.
A graphical representation of a process or
the step-by-step solution of a problem, using suitably annotated geometric
figures connected by flowlines for the purpose of designing or documenting a
process or program (ISO/IEC 2382-1:1993 Information
technology–Vocabulary–Part 1: Fundamental terms, 01.05.06).
2.
Graphical representation of the definition,
analysis, or method of solution of a problem in which symbols are
used to represent operations, data, flow, equipment, etc. (ISO 5807:1985 Information processing — Documentation symbols and conventions for data, program and system flowcharts, program network charts and system resources charts, 3.3).
used to represent operations, data, flow, equipment, etc. (ISO 5807:1985 Information processing — Documentation symbols and conventions for data, program and system flowcharts, program network charts and system resources charts, 3.3).
3.
A control flow diagram in which suitably
annotated geometrical figures are used to represent operations, data, or
equipment, and arrows are used to indicate the sequential flow from one to
another (ISO/IEC/IEEE 24765:2010 Systems and software engineering–Vocabulary).
Jadi, flowchart
adalah diagram yang menyatakan aliran proses dengan
menggunakan anotasi bidang-bidang geometri, seperti lingkaran,
persegi empat, wajik, oval, dan sebagainya untuk merepresentasikan
langkah-langkah kegiatan beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing
langkah tersebut menggunakan tanda panah.
Awal Penggunaan Flowchart
Kalau anda pernah mempelajari teknik industri
atau scientific management mungkin anda sudah tidak asing
dengan nama Frank Bunker
Gilbreth, dia lah orang yang pertama kali memperkenalkan sebuah metode
terstruktur untuk mendokumentasikan aliran proses yang sering disebut flow
process chart di hadapan para anggota ASME (American
Society of Mechanical Engineers) pada tahun 1921 dengan
presentasi berjudul “Process Charts—First Steps in Finding the One Best Way“. Dalam
presentasi Gilbreth tersebut terdapat puluhan simbol yang kemudian pada
tahun-tahun berikutnya disederhanakan menjadi empat macam simbol , yaitu:
![]() |
untuk kegiatan operasi
|
|
![]() |
untuk kegiatan pemindahan atau transportasi
|
|
![]() |
untuk kegiatan pemeriksaan atau inspeksi
|
|
![]() |
untuk penyimpanan
|
Kemudian pada tahun 1947,
simbol-simbol dalam flow process chart milik Gilbreth
digunakan oleh ASME ketika mereka menerbitkan standar pertama untuk
simbol-simbol pemetaan proses, yang kemudian berkembang menjadi ANSI Y15.3M,
yaitu sebuah standar yang dibuat oleh American National Standard Institute
(ANSI) untuk pemetaan operasi dan aliran proses (operation and flow
process charts standard).
Dalam standar ANSI Y15.3M
ini terdapat lima macam simbol yang merupakan modifikasi simbol Gilbreth, yang
mana lingkaran kecil diganti dengan anak panah untuk kegiatan transportasi dan
menambah simbol baru untuk kejadian menunggu (delay).
Berikut standar simbol-simbol tersebut:
![]() |
Lingkaran besar untuk kegiatan operasi (operation/handling),
misalnya: memaku, mengebor, mengetik, dll.
|
|
![]() |
Blok panah untuk kegiatan pemindahan (transportation/move),
misalnya: memindahkan material dengan forklift, mengangkat barang
dengan crane, memindahkan barang dengan tangan, dll.
|
|
![]() |
Segi empat untuk kegiatan
pemeriksaan (inspection), misalnya: menguji kualitas material,
membaca skala pengukur tekanan, meneliti informasi tertulis, dll.
|
|
![]() |
Segi tiga terbalik untuk penyimpanan (storage),
misalnya: tumpukan raw material di gudang, barang
jadi di staging area, penyimpanan surat-surat, dll.
|
|
![]() |
Huruf D besar untuk kejadian menunggu (delay),
misalnya: material dalam trolley menunggu diproses
lebih lanjut, menunggu elevator, surat-surat menunggu
untuk diarsipkan, dll.
|
Simbol-Simbol Flowchart yang Umum
Digunakan
Simbol-simbol flowchart yang
digunakan Gilbreth kurang dikenal secara umum. Ini mungkin karena
meluasnya penggunaan Microsoft Office, yang mana Microsoft Office merujuk
simbol-simbol dasar flowchart kepada
simbol-simbol flowchart untuk pengolahan
data (data processing). Sejauh yang saya tahu simbol-simbol
ini sama persis dengan template yang digunakan IBM pada 1960-an untuk
simbol flowchart pengolahan data. Berikut bentuk
simbol-simbol tersebut:
![]() |
Terminator,
simbol untuk menunjukkan awal atau akhir dari aliran proses. Umumnya, diberi
kata-kata ‘Start’, ‘End’, ‘Mulai’, atau ‘Selesai’.
|
|
![]() |
Process,
simbol untuk menunjukkan sebuah langkah proses atau operasi. Umumnya,
menggunakan kata kerja dalam deskripsi yang singkat dan jelas.
|
|
![]() |
Connector, tanda
panah yang menunjukkan arah aliran dari satu proses ke proses yang lain.
|
|
![]() |
Decision,
simbol untuk menunjukkan sebuah langkah pengambilan keputusan. Umumnya,
menggunakan bentuk pertanyaan, dan biasanya jawabannya terdiri dari ‘yes’ dan
‘no’ atau ‘ya’ dan ‘tidak’ yang menentukan bagaimana alur
dalam flowchart berjalan selanjutnya berdasarkan kriteria
atau pertanyaan tersebut.
|
|
![]() |
Sub-process,
simbol untuk menunjukkan bahwa dalam langkah yang dimaksud terdapat flowchart
lain yang menggambarkan langkah tersebut lebih rinci.
|
|
![]() |
Document,
simbol untuk menunjukkan proses atau keberadaan dokumen.
|
|
![]() |
Input/Output,
simbol untuk menunjukkan data yang menjadi input atau output proses.
|
|
![]() |
Connector (On-page),
simbol untuk menunjukkan hubungan simbol dalam flowchart
sebagai pengganti garis untuk menyederhanakan bentuk saat simbol yang akan dihubungkan
jaraknya berjauhan dan rumit jika dihubungkan dengan garis.
|
|
![]() |
Off-page Connector,
fungsinya sama dengan Connector, akan tetapi
digunakan untuk menghubungkan simbol-simbol yang berada pada halaman yang
berbeda. Label untuk Connector dapat menggunakan
huruf dan Off-page Connector
menggunakan angka.
|
Simbol-simbol yang diperlihatkan
di atas adalah sebagian standar simbol-simbol yang disepakati dan banyak
digunakan dibeberapa belahan dunia, mungkin saja organisasi atau perusahaan
tempat anda bekerja mempunyai standar simbol sendiri, hal yang terpenting kita
harus menyepakati simbol yang digunakan agar tidak terjadi konflik saat
dikomunikasikan.
Menggambarkan Flowchart
Flowchart dalah alat pemetaan
sederhana yang menunjukkan urutan tindakan dalam proses dalam bentuk yang mudah
dibaca dan dikomunikasikan. Menurut Tague (2005), tujuan digunakannya flowchart
antara lain:
- Untuk mengembangkan pemahaman tentang
bagaimana proses dilakukan.
- Untuk mempelajari perbaikan proses.
- Untuk berkomunikasi dengan orang lain
bagaimana proses dilakukan.
- Untuk keperluan komunikasi yang lebih
baik di antara orang-orang yang terlibat dalam proses yang sama.
- Untuk mendokumentasikan proses.
- Untuk merencanakan sebuah proyek.
Flowchart yang
baik dibuat secara kelompok/team. Anggota kelompok
perlu mendiskusikan dan menyepakati batasan-batasan proses atau kegiatan
yang akan dimasukkan ke dalam flowchart. Pecahkan proses
tersebut ke dalam langkah-langkah yang dapat dituliskan dalam bentuk kata
kerja yang singkat dan jelas. Masing-masing langkah tersebut di tulis di
dalam sebuah kotak, kemudian lakukan pemetaan dengan menghubungkan tiap kotak
dengan tanda panah sesuai urutan langkah-langkah proses (lihat Gambar 1).
Gambar 1 juga menunjukkan bahwa flowchart selalu didahului dan
diakhiri simbol terminator, ini merupakan batasan: Dimana atau kapan proses
mulai? Di mana atau kapan proses berakhir?

Gambar 1.
Unsur-Unsur Dasar Flowchart
Proses kian kompleks apabila
terdapat keputusan yang harus dibuat/diambil, dalam flowchart
simbolkan dalam bentuk wajik yang berisi pertanyaan sederhana yang jawabannya
adalah ‘ya’ atau ‘tidak’ seperti dalam Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2.
Pengambilan Keputusan dalam Flowchart
Idealnya sebuah flowchart
ditempatkan dalam satu halaman karena dengan visual tunggal akan memudahkan
bagi kita untuk membuat maupun membacanya, tapi terkadang kita menemui proses
yang kompleks dan memiliki banyak langkah sehingga tidak cukup untuk ditampilkan
dalam satu halaman, dimana antar kotak tidak dapat langsung dihubungkan dengan
tanda panah. Simbol off-page connector perlu
digunakan sebagai referensi penghubung flowchart antar halaman
sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3.
Melanjutkan Flowchart antar Halaman
Pada proses yang kompleks dan
besar mungkin terdapat satu langkah proses yang dapat dipecahkan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih kecil. Langkah proses tersebut perlu diberi simbol sub-process
yang menandakan secara hirarki terdapat flowchart lain yang menjelaskan
level proses yang lebih rinci, lihat contoh pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh
Sub-process
Setelah kelompok selesai
menggambarkan flowchart, hasilnya disampaikan dan ditinjau kembali
bersama orang-orang yang terlibat dalam proses untuk melihat apakah mereka
setuju bahwa proses telah dipetakan secara akurat.
Flowchart
dimasukkan sebagai salah satu dari tujuh alat kualitas dasar karena dengan flowchart
kita dapat dengan mudah melakukan perbaikan (improvement). Hal-hal yang perlu
dianalisis dalam flowchart untuk program perbaikan
antara lain:
- Berapa lama waktu (cycle
time) yang diperlukan untuk setiap langkah proses? Apakah
lamanya siklus proses dapat dikurangi?
- Apakah terjadi pengulangan proses/rework?
- Apakah terdapat langkah-langkah yang
tidak perlu/tidak bernilai tambah?
Flowchart
merupakan alat yang berlaku untuk umum, yang dapat disesuaikan untuk berbagai
tujuan. Istilah ‘flowchart’ bisa saja menggambarkan lebih banyak jenis diagram
selain yang ditampilkan dalam tulisan ini, beberapa di antaranya
menunjukkan hubungan dan aliran input/output ketimbang langkah-langkah proses
yang berurutan. Flow diagrams, cross
functional flowchart, process flowcharts, interrelationship
diagram, dan sebagainya dapat juga dikategorikan sebagai flowchart.
Pembuatan flowchart
bukanlah akhir dari proses. Alat ini perlu dimanfaatkan sepenuhnya untuk lebih
memahami proses dan mengungkap peluang-peluang untuk perbaikan.
Rujukan:
Deutsches Institut für Normung.
(September 1966). Sinnbilder für datenfluß- und
programmablaufpläne. Deutsche Industrienorm DIN 66001. Tiergarten,
Berlin: DIN. Retrieved from http://www.fh-jena.de/~kleine/history/software/DIN66001-1966.pdf
Flowchart. (2011). In
ISO/IEC/IEEE 24765:2010(E), Systems and software engineering: Vocabulary
(p. 144, 1st ed.). Switzerland: International Organization for Standardization.
IBM. (1969). Flowcharting
techniques. (C20-8152-1 ed.). New York: IBM, Technical Publications
Department. Retrieved from http://www.fh-jena.de/~kleine/history/software/IBM-FlowchartingTechniques-GC20-8152-1.pdf
Straker, D. (n.d.). The
quality toolbook. Retrieved from http://www.syque.com/quality_tools/toolbook/toolbook.htm
Tague, N. R. (2005). The
quality toolbox. (2th ed.). Milwaukee, Wisconsin: ASQ Quality
Press. Available from http://asq.org/quality-press/display-item/index.html?item=H1224
The Ben Graham Corporation.
(1998). Graham process charting symbols. Retrieved from http://www.worksimp.com/articles/symbols.htm
Komentar